Jumat, 24 September 2010

Pembelajaran Elektronik (E-Learning)

 
Pembelajaran elektronik

Sistem pembelajaran elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learning disingkat E-learning) adalah cara baru dalam proses belajar mengajar. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner atau murid) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang guru secara langsung. E-learning juga dapat mempersingkat jadwal target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus dikeluarkan oleh sebuah program studi atau program pendidikan.

Plus Minus E-learning

Seperti Sebagaimana yang disebutkan di atas, e-learning telah mempersingkat waktu pembelajaran dan membuat biaya studi lebih ekonomis. E-learning mempermudah interaksi antara peserta didik dengan bahan/materi, peserta didik dengan dosen/guru/instruktur maupun sesama peserta didik. Peserta didik dapat saling berbagi informasi dan dapat mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian itu peserta didik dapat lebih memantapkan penguasaannya terhadap materi pembelajaran.

Dalam e-learning, faktor kehadiran guru atau pengajar otomatis menjadi berkurang atau bahkan tidak ada. Hal ini disebabkan karena yang mengambil peran guru adalah komputer dan panduan-panduan elektronik yang dirancang oleh "contents writer", designer e-learning dan pemrogram komputer.

Dengan adanya e-learning para guru/dosen/instruktur akan lebih mudah :

1. melakukan pemutakhiran bahan-bahan belajar yang menjadi tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan perkembangan keilmuan yang mutakhir
2. mengembangkan diri atau melakukan penelitian guna meningkatkan wawasannya
3. mengontrol kegiatan belajar peserta didik.

Kehadiran guru sebagai makhluk yang hidup yang dapat berinteraksi secara langsung dengan para murid telah menghilang dari ruang-ruang elektronik e-learning ini. Inilah yang menjadi ciri khas dari kekurangan e-learning yang tidak bagus. Sebagaimana asal kata dari e-learning yang terdiri dari e (elektronik) dan learning (belajar), maka sistem ini mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Sejarah dan Perkembangan E-learning

E-pembelajaran atau pembelajaran elektronik pertama kali diperkenalkan oleh universitas Illinois di Urbana-Champaign dengan menggunakan sistem instruksi berbasis komputer (computer-assisted instruction ) dan komputer bernama PLATO. Sejak itu, perkembangan E-learning dari masa ke masa adalah sebagai berikut:
(1) Tahun 1990 : Era CBT (Computer-Based Training) di mana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang berjalan dalam PC standlone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (Video dan AUDIO) DALAM FORMAT mov, mpeg-1, atau avi.

(2) Tahun 1994 : Seiring dengan diterimanya CBT oleh masyarakat sejak tahun 1994 CBT muncul dalam bentuk paket-paket yang lebih menarik dan diproduksi secara massal.

(3) Tahun 1997 : LMS (Learning Management System). Seiring dengan perkembangan teknologi internet, masyarakat di dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan informasi yang dapat diperoleh dengan cepat mulai dirasakan sebagai kebutuhan mutlak , dan jarak serta lokasi bukanlah halangan lagi. Dari sinilah muncul LMS. Perkembangan LMS yang makin pesat membuat pemikiran baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang satu dengan lainnya secara standar. Bentuk standar yang muncul misalnya standar yang dikeluarkan oleh AICC (Airline Industry CBT Commettee), IMS, SCORM, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.

(4) Tahun 1999 sebagai tahun Aplikasi E-learning berbasis Web. Perkembangan LMS menuju aplikasi e-learning berbasis Web berkembang secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs informasi, majalah, dan surat kabar. Isinya juga semakin kaya dengan perpaduan multimedia , video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan format data yang lebih standar, dan berukuran kecil.

eLearning 2.0

Istilah e-Learning 2.0 digunakan untuk merujuk kepada cara pandang baru terhadap pembelajaran elektronik yang terinspirasi oleh munculnya teknologi Web 2.0. Sistem konvensional pembelajaran elektronik biasanya berbasis pada paket pelajaran yang disampaikan kepada siswa dengan menggunakan teknologi Internet (biasanya melalui LMS). Peran siswa dalam pembelajaran terdiri dari pembacaan dan mempersiapkan tugas. Kemudian tugas dievaluasi oleh guru. Sebaliknya, e-learning 2.0 memiliki penekanan pada pembelajaran yang bersifat sosial dan penggunaan perangkat lunak sosial (social networking) seperti blog, wiki, podcast dan Second Life. Fenomena ini juga telah disebut sebagai Long Tail learning.

Selain itu juga, E-learning 2.0 erat hubungannya dengan Web 2.0, social networking (Jejaring Sosial) dan Personal Learning Environments (PLE).

E_ learning

Untuk Tuhan,  Bangsa dan Almamater


E-learning comprises all forms of electronically supported learning and teaching. The information and communication system whether networked or not, serve as specific media to implement the learning process
E-learning is essentially the computer and network-enabled transfer of skills and knowledge. E-learning applications and processes include Web-based learning, computer-based learning, virtual classroom opportunities and digital collaboration. Content is delivered via the Internet, intranet/extranet, audio or video tape, satellite TV, and CD-ROM. It can be self-paced or instructor-led and includes media in the form of text, image, animation, streaming video and audio.
Acronyms like CBT (Computer-Based Training), IBT (Internet-Based Training) or WBT (Web-Based Training) have been used as synonyms to e-learning. Today one can still find these terms being used, along with variations of e-learning such as elearning, Elearning, and eLearning.

Perbandingan Gaji TNI VS USA Military

Apabila kita bandingkan gaji pokok prajurit TNI dengan gaji pokok prajurit Tentara Amerika dari pangkat Tamtama golongan Prajurit Dua (Prada) atau Private ( E-1) , Bintara golongan Sersan Dua (Serda) atau Sergean (E-5), Perwira golongan Letnan Dua ( Letda) atau Second liuteunant ( O-1) dan Jenderal golongan Perwira Tinggi (Pati ) atau General ( O-10) sebagai berikut :

Komponen cadangan

Tanggapan pribadi tentang RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara / RUU
Komponen Pendukung Pertahanan Negara


Setelah mempelajarari draft RUU Komponen Cadangan Pertahanan Negara / RUU
Komponen Pendukung Pertahanan Negara (saya mendapatkan 2 versi draft RUU yang isinya sama
namun hanya berbeda pada penyebutan Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung) dan juga
setelah membaca pendapat, komentar dan tanggapan para tokoh, pakar, dari politisi, anggota dewan
sampai purnawirawan TNI, saya berpendapat bahwa usulan akan Konsep Komponen Cadangan
Pertahanan Negara merupakan salah satu solusi yang logis. RUU ini yang lebih mudah dicerna
sebagi RUU Wajib militer hemat saya merupakan sebagai tindakan preventif apabila negara
sewaktu-waktu terdapat ancaman dari luar. Namun yang perlu menjadi perhatian adalah untuk
menjalankan program ini biaya yang akan dikeluarkan tentulah tidak sedikit. Banyak kalangan yang
berpendapat daripada digunakan untuk pembiayaan wajib militer lebih baik dana tersebut untuk
kesejahteraan prajurit dan untuk peningktan kemampuan strategis militer sperti persenjataan dan
fasilitas. Sebuah dilema memang disatu pihak wajib militer merupakan solusi namun dilain pihak
pro dan kontra semakin menjadi.